Total Tayangan Halaman

Jumat, 07 Januari 2011

UJIAN TEORI SIM DILIHAT DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN MASYARAKAT ROTE NDAO

     Untuk memperoleh Surat Izin Mengemudi (SIM) harus melalui beberapa tahap, diantaranya ujian teori dan ujian praktek. Ujian Teori wajib diikuti oleh setiap pemohon Sim baru atau peningkatan golongan yakni Sim C, A, AU, BI dan BI umum.
    Pada seluruh Satuan Pelaksana Administrasi Sim (Satpas) termasuk Satpas Polres Rote Ndao telah menggunakan alat ujian multi system dengan aplikasi audio visual berupa video sehingga peserta ujian teori langsung dapat melihat soalnya dilayar dan menjawabnya dengan cara menekan tombol pada stick yang dipegang oleh masing-masing peserta. Setiap soal wajib dijawab secepatnya karena soalnya tidak dapat di putar ulang dan hasilnya dapat secara langsung dilihat oleh setiap peserta apakah mereka lulus atau tidak.
   Hal itu tentunya membutuhkan pengetahuan tentang lalu lintas serta kecepatan dan ketelitian dalam menjawab setiap soal. Selain soalnya tidak bisa diulangi, waktunya untuk setiap soal tidak banyak yakni hanya 40 detik dihitung sejak soal dibacakan.
   Jika dilihat dari kualifikasi pendidikan masyarakat Kabupaten Rote Ndao, rata-rata hanya mengenyam pendidikan sampai SMA, SMP dan SD serta masih  banyak yang tidak sampai tamat SD bahkan tidak bersekolah sama sekali dan tidak bisa membaca atau buta aksara. Apalagi pengetahuan tentang lalu lintas seperti pengenalan rambu-rambu lalu lintas, masih sebagian besar tidak mengerti dengan baik sehingga kemungkinan besar tidak lulus jika mengikuti ujian teori SIM dan dampaknya pada meningkatnya pelanggaran lalu lintas yang berpotensi terjadinya kecelakaan lalu lintas.
   Sebaiknya pada setiap jenjang pendidikan formil diberikan pencerahan kepada para siswanya sejak SD tentang pengetahuan lalu lintas. Disamping itu perlu adanya kegiatan berupa penyuluhan dan pengarahan serta pembagian brosur-brosur tentang lalu lintas yang merupakan tugas dari unit pendidikan masyarakat (Dikmas) Satuan lalu lintas.
   Bagaimana dengan mereka yang tidak dapat membaca atau tidak mempunyai pendidikan formil? Tentunya merupakan tanggung jawab kita bersama untuk setiap kesempatan memberikan sedikit demi sedikit pengetahuan tentang lalu lintas. Salah satu contohya dengan memberikan arahan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui sikap disiplin dalam berlalu lintas.
   Bagi mereka yang tidak bisa membaca dalam mengikuti ujian teori sebaiknya diberikan bantuan dari petugas ujian untuk setiap soalnya berupa petunjuk menjawab. Namun hal itu tentunya dapat menuai protes bagi mereka yang bisa membaca namun tidak lulus. Jadi sebaiknya tidak dibantu saja.
   Memang pada prinsipnya hasil ujian teori Sim tidak mutlak dapat menentukan tingkat kedisiplinan dari setiap pengendara dijalan dan hal ini dapat dibuktikan pada data pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas pada satuan lalu lintas Polres Rote Ndao. Kebanyakan para pelaku sudah berpendidikan cukup tinggi namun masih saja melakukan pelanggaran lalu lintas yang berdampak pada terjadinya kecelakaan lalu lintas.
                                                                                                                  Bripka Gustaf Steven Ndun
                                                                                                                              Baur SIM
                                                                
                                                                                                                      

[+/-] Selengkapnya...

Senin, 03 Januari 2011

REMUNERASI DI TUBUH POLRI DIKAITKAN DENGAN KINERJA

     Remunerasi merupakan pemberian tunjangan kinerja kepada suatu instansi pemerintahan yang diberikan berdasarkan begitu banyak aspek atau kriteria. Prosesnya juga memakan waktu yang cukup lama sebelum disetujui oleh DPR.

     Khususnya ditubuh Polri memang sudah disetujui oleh DPR dan pembayarannya (Remunerasi) sedang dalam proses yang selambat-lambatnya akhir bulan Desember 2010 seluruh anggota Polri sudah menerimanya secara rapel dari bulan Juli s/d Desember 2010. Artinya sebelum palu diketok di DPR, Polri telah dihitung remunirasinya dan hal itu patut disyukuri oleh mereka (Polri).
     Namun apakah sudah pantas Polri untuk mendapatkan tunjangan tersebut? Jawabannya dapat kita lihat dari beberapa aspek yakni aspek kesejahteraan, aspek beban dan tantangan tugas, aspek sarana dan prasarana dan aspek kinerja yang semuanya saling ada keterkaitanya satu sama lain.
1. Aspek Kesejahteraan. Dibandingkan dengan gaji polisi diseluruh dunia ternyata Gaji Polisi terlalu rendah.
2. Aspek Beban dan Tantangan tugas. Segala tugas yang dibebankan pada Polri cukup banyak serta memiliki    tantangan dan resiko yang cukup tinggi.
3. Aspek Sarana dan Pra Sarana. Tidak semua anggota Polri mendapatkan sarana (Alut dan Alsus) yang       memadai  seperti sarana transportasi serta gedung kantor dan rumah (asrama) sehingga  kebanyakan dari mereka masih menggunakan kendaraan pribadi untuk menjalankan tugas serta   mengontrak rumah tinggal
4. Aspek Kinerja. Sejak dahulu Polri bekerja selama 1 x 24 jam namun belum maksimal sehingga Polri telah meningkatkan kinerja dengan melaksanakan Reformasi Birokrasi dengan produknya berupa Program Quick Wins yang cukup berhasil. Program tersebutlah yang menjadi dasar utama adanya remunerasi ditubuh Polri.
    Mudah-mudahan dengan adanya remunerasi tersebut dapat lebih meningkatkan kinerja Polri yang profesional dan proporsional serta tidak mengenal adanya pungli....

[+/-] Selengkapnya...